Monday, August 12, 2013
Alat Ukur dan Instrumentasi: Mau hemat listrik? Tridinamika saja!
Alat Ukur dan Instrumentasi: Mau hemat listrik? Tridinamika saja!: Salah satu kekurangan punya kantor yang sebelumnya adalah rumah tinggal adalah minimnya daya yang dimiliki. Masalah tak juga selesai dengan...
Thursday, November 22, 2012
Air dan Kehidupan – Cerita Ailes
Hari
itu tampak cerah sekali di desa Wiringgambut kecamatan Pirime kabupaten Lanny
Jaya (Papua). Selain karena cuaca, juga tampak cerah oleh kerumunan anak-anak
yang bersiap-siap untuk menjadi peserta sosialisasi
hidup bersih dan sehat. Temanya kali ini tentang Cuci Tangan Pakai Sabun. Di antara kerumunan anak-anak itu tampak
satu anak yang sangat antusias. Ailes Wandik namanya. Dengan lincah kedua kaki
kecilnya berlari mengambil air di salah satu tandon air hujan yang terbuat dari
bahan fiber. Air itu kemudian dituangkan dalam ember-ember kecil yang akan
digunakan untuk demo Cuci Tangan Pakai Sabun. Ailes terlihat serius dalam
menyimak setiap informasi yang disampaikan oleh kakak penyuluh. Kebetulan
sosialisasi saat itu juga disertai dengan kuis. Siapa yang bisa menjawab
pertanyaan tentang cuci tangan atau tentang hidup bersih dan sehat akan
mendapat hadiah.
Dalam
satu pertanyaan tentang langkah-langkah mencuci tangan dengan sabun, Ailes
dengan terbata-bata menggunakan bahasanya sendiri akhirnya bisa menjawab dengan
cukup tepat. Oh iya, apa saja sih
langkah-langkah tersebut? Pertama, cuci
tangan dengan air. Pastikan air yang digunakan adalah air mengalir. Bisa saja
dengan menggunakan gayung untuk air yang ada dalam ember. Tentu saja air yang
digunakan harus air yang bersih dan bebas kuman. Kedua, pakai sabun usapkan ke seluruh bagian tangan hingga ke
sela-sela jari dan batas kuku. Ketiga,
gosok tangan kurang lebih selama 20 detik. Jangan lupa sela-sela jari dan batas
kuku. Keempat, bilas dengan air
mengalir. Dan terakhir, kelima,
kibaskan tangan hingga kering.
Tangan
yang terlihat bersih belum tentu bebas kuman/ bakteri. Dan belum tentu juga
ketika mencuci tangan pakai air saja tangan akan bebas kuman. Tangan kita hanya
akan bebas kuman jika kita mencuci tangan pakai air bersih dan sabun, karena
sabun bisa membersihkan kuman/ bakteri yang ada di tangan.
Ailes yang tampak serius menyimak tiba-tiba mengacungkan
tangan dan bertanya, ”Kaka.. (kakak) mungkin karena sa (saya) jarang cuci tangan tu yang buat ingus susah
sembuh kah (logat Papua)?”. Kakak penyuluh tersenyum sambil mengangguk
membenarkan Ailes. Jika tangan kita ada kumannya maka tentu kita bisa terserang
penyakit, misalnya: diare, pilek, batuk, dan lain-lain. Oleh sebab itu, betapa
pentingnya kita mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas. Ailes
dan teman-temannya tampak mengangguk-angguk.
Menjelang
sosialisasi berakhir, sambil memegang beberapa buku dan alat tulis hadiah kuis,
Ailes tampak tertegun sejenak. Kakak penyuluh yang melihat Ailes tampak terdiam
langsung bertanya, “Ailes, ko kenapa kah?”.
“Kaka, cuci tangan itu baik, tapi
bagaimana dengan airnya?”, jawab Ailes. Kakak penyuluh terhenyak. Benar juga!
Selama ini desa Wiringgambut dimana Ailes tinggal masih mengandalkan air hujan.
Lokasi desa yang berada di bukit jauh dari tepi sungai membuat penduduk desa
kesulitan untuk menerapkan perilaku hidup bersih seperti cuci tangan. Air hanya
diambil seperlunya menggunakan jirigen 5 liter setiap harinya. Air itulah yang
menjadi persediaan air untuk masak dan minum selama orang ada di dalam honai. Oh iya, honai adalah rumah bagi
suku Dani. Karena sejak pagi hingga menjelang gelap kebanyakan masyarakat suku
Dani ada di luar rumah, maka honai sebagian besar hanya digunakan untuk tempat
beristirahat pada malam hari. Aktifitas masyarakat suku Dani sebagian besar
adalah berkebun atau mencari hasil hutan. Hasil kebun dan hasil hutan itu yang
dibawa pulang untuk dimasak pada malam dan pagi keesokan harinya. Biasanya yang
menjadi makanan utama adalah ubi jalar atau yang lebih dikenal di sana dengan
sebutan hipere.
Kakak
penyuluh terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, “Ko (kau) betul Ailes, air itu memang penting. Tapi kaka tak bisa jawab ko pu (punya) pertanyaan itu. Mudah-mudahan ke depan ada program
yang bisa bawa air sampai di ko pu kampung
ini”.
Ailes (baju kotak-kotak merah) praktek mencuci tangan |
Di
berbagai wilayah di Papua masih banyak tempat yang belum terjangkau fasilitas
air bersih. Kadang program hidup bersih dan sehat termasuk mengajarkan tentang cuci
tangan hanya berakhir sebatas sosialisasi. Padahal air bersih itu penting.
Penting supaya orang-orang di Wiringgambut bisa hidup sehat.
Ailes
hanya tertunduk sesaat mendengar jawaban kakak penyuluh. Sesudah itu melihat
teman-temannya asyik bermain bola di luar diapun segera bergabung. Canda dan
tawa riang anak-anak memenuhi pelataran rumah desa sore itu. Entah sampai kapan
mereka bisa segembira itu. Mungkin setelah ini mereka tak lagi bisa tertawa
karena musim hujan sudah mau selesai. Karena air sebentar lagi tidak ada.
Karena mereka harus kembali membantu orang tuanya untuk mengambil air di sungai
dengan jirigen untuk dibawa ke honai. Perjalanan naik turun bukit yang tak
gampang dilalui harus kembali mereka jalani. Itupun hanya untuk 5 liter air yang
tak jernih. Air sungai yang berwarna keruh kecoklatan. Sedih memang.
Tuesday, July 24, 2012
The Preparation of 2013 Work Plan - Making Eruwok AOP of FY13
ADP Manager of Eruwok shared the importance of planning |
Malagai Group try to identify problems in their community |
Ony Suruan (ADP Staff) lead sponsored child group discussion |
Wahyu Joko (successor of Eruwok ADPM) shared his thoughts with sponsored children |
Friday July 13, 2012 ago, ADP Eruwok with community representatives, develop a work program for fiscal year of 2013. In this activity, the ADP manager described how important the sense of a plan. After worship and pray together, community representatives then divided themselves into several groups. The Group are: Group of Tiom and surrounding areas, Group of Malagai, Pirime Group, and Group of sponsored Children. Each group then identify the problems that exist in their respective territories. The problems found were then grouped to be made into several activities to overcome them. Finally it was found that most of the activities to be done are: Education, Health (Nutrition, HIV Prevention, and Water Supply), and Economic Development.
This meeting with community representatives also agreed that program committee with ADP will be responsible for monitoring the achievement of the activities to be and is being done.
This meeting with community representatives also agreed that program committee with ADP will be responsible for monitoring the achievement of the activities to be and is being done.
Labels:
AOP,
Eruwok,
Making AOP FY13,
Project Committee
Tuesday, April 24, 2012
“Bagiku itu hal baru” – Cerita Agus Wenda
“Pantasan banyak anak-anak
kami di daerah yang tidak pintar, baru mereka tidak pernah minum ASI lama yadi...”
dengan nada terheran-heran dan logat Papua asli,
Pak
Agus Wenda
mengungkapkan apa yang dia tahu setelah mengikuti kegiatan pelatihan IMD yang
kami lakukan di Wamena beberapa waktu lalu.
Ayah satu anak yang masih balita ini (Teliku Wenda, umur 1 tahun 3 bulan) mengatakan
sebelumnya ia benar-benar
belum tahu bahwa tindakan IMD ini tidak
dilakukan oleh bidan dan dukun beranak di daerahnya. Padahal ini merupakan
salah satu tindakan yang sangat penting bagi anak dan ibu, ungkapnya lagi
dengan nada sedikit heran.
IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
adalah suatu gerakan dimana bayi
diharuskan mulai
menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini sudah menjadi salah satu program yang
sudah diterapkan di tiap-tiap
rumah sakit yang ada di perkotaan. IMD dilakukan oleh seorang yang bertugas
menolong persalinan pada ibu-ibu
yang mau partus (melahirkan), saat
bayi lahir bayi tersebut diletakan di perut ibu dan bayi dibiarkan mencari sendiri
puting ibu tanpa di tolong oleh siapapun, jadi bayi sendiri yang merangkak di perut
ibu sampai ke dada ibu dan menggunakan tangannya untuk mencari puting susu ibunya.
Sampai saat ini suami dari Topince Tabuni ini masih merasa
bahwa ini satu program yang baru dan ia harus bekerjasama dengan bidan-bidan yang ada di
Makki agar kedepannya mereka dapat melakukan karena di daerah seperti Lanny Jaya program ini
belum pernah dilakukan karena masih terbatas dengan pengetahuan dan program
pemerintahpun belum diwajibkan untuk tiap-tiap
bidan, kader atau dukun beranak untuk melakukannya.
Ketika diundang untuk ikut Pelatihan Inisiasi Menyusui
Dini, Pak Agus Wenda, yang juga adalah staf
puskesmas Makki kabupaten Lanny Jaya ini begitu antusias. Dengan senang hati ia
datang mengikuti kegiatan pelatihan ini, karena ia menganggap bahwa ini adalah
salah satu kesempatan untuk ia bisa belajar lebih banyak lagi. Pak Agus merupakan salah
satu peserta dari 2 peserta laki – laki yang hadir pada kegiatan tersebut. Ia
mengaku bahwa awalnya ia agak malu karena diundangan hanya di undang khusus untuk
bidan dan dukun beranak, tapi karena ia
ingin belajar,
ia
pun datang untuk mengikuti kegiatan tersebut. “Sa rasa perawat seperti sa juga
perlu belajar karena kami di Makki tidak pernah belajar seperti ini, apalagi
kalau ada keadaan darurat sa juga tolong ibu melahirkan”, ungkapnya lagi.
Bagi kita mungkin ini merupakan
hal lama dan bahkan membosankan
tapi belum tentu bagi orang lain yang belum pernah mengetahuinya.
Cerita oleh Sonya Tadoe, dituliskan dan diposting oleh Willy Sitompul
Labels:
Eruwok,
IMD,
Inisiasi Menyusui Dini,
Lanny Jaya,
Makki,
Puskesmas,
Wahana Visi Indonesia,
WVI
Subscribe to:
Posts (Atom)